A.Latar Belakang
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair.
A.1.Limbah Plastik
Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa, setidaknya 362 meter kubik sampah plastic menggelontor Kota Makassar setiap harinya.Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah dari pada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).
A.2.Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.
B.Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari kunjungan lapangan ini, adalah :
1. Mengetahui jenis dan sumber sampah plastic yang dapat di daur ulang.
2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses daur-ulang sampah plastic.
3. Mengetahui proses dari daur-ulang sampah plastic menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis.
4. Mengetahui jenis produk yang dapat dihasilkan dari daur-ulang sampah plastic.
Manfaat dari kegiatan daur-ulang sampah ini, adalah :
1. Mengurangi timbulan sampah yang ada di TPS (tempat Pembuangan sementara) maupun di TPA (tempat pembuangan akhir).
2. Mengurangi pencemaran tanah akibat adanya sampah plastic di lingkungan, karena sifat plastic yang sulit diuraikan dalam tanah.
3. Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dengan adanya kegiatan daur-ulang sampah plastic ini.
4. Menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan, karena limbah yang dihasilkan dari proses daur-ulang ini dapat dimanfaatkan kembali.
JENIS DAN SUMBER SAMPAH PLASTIK SERTA PERALATAN
YANG DIGUNAKAN
2.1.Jenis dan Sumber Sampah Plastik
Untuk jenis sampah plastic yang dapat dimanfaatkan oleh CV.Intra Palangga Polyplast Gowa untuk proses daur ulang, yaitu sampah plastic yang berjenis polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), dan polipropilena (PP).Dari jenis-jenis sampah ini, dapat berupa sampah kantong keresek, karung plastic, penutup minuman kemasan ukuran gelas, kemasan air mineral, pembungkus pakaian, sedotan dan lain-lain.Namun jenis sampah plastik yang mampu didaur ulang menjadi produk baru yaitu sampah plastic jenis PE dan PP.Sedangkan untuk sampah plastic jenis HDPE hanya mampu didaur-ulang menjadi biji atau pellet plastic
Sedangkan sampah-sampah plastic yang dijadikan bahan baku, berasal dari beberapa sumber, yaitu :
1. TPS (tempat pembuangan sementara) maupun TPA (tempat pembuangan akhir).Sampah plastic yang berasal dari sumber ini, biasanya dikumpulkan oleh para pemulung yang kemudian dijual kepada pengumpul.Dari pengumpul inilah, sampah tersebut dibeli dan diangkut oleh pengolah yang kemudian dijadikan bahan baku.Kekurangan sampah plastic yang berasal dari sumber ini adalah sampah yang dikumpulkan masih kotor dan belum dipilah-pilah.
2. Toko dan pabrik.Sampah plastic yang berasal dari sumber ini, pada umumnya sudah bersih dan telah dipilah-pilah sesuai jenis dan ukurannya.Sampah plastic yang telah siap, kemudian di distribusi oleh penjual kepada pengolah.
Bahan baku plastik yang diperoleh dari kedua sumber di atas yaitu sebanyak 5 ton sampah plastik per harinya.Setelah melalui proses pemilahan, pencucian, pencincangan, hingga proses produksi akan terjadi penyusutan bahan baku sebesar 25-30%.Sehingga hasil produksi yang dihasilkan hanya sebesar 3- 3,5 ton dari bahan baku yang digunakan.
2.2.Peralatan Yang Digunakan
Dalam proses daur ulang sampah plastic yang dilakukan oleh CV.Intra Palangga Polyplast Gowa, menggunakan beberapa peralatan yang dirancang sendiri, sehimgga belum memiliki nama yang paten untuk alat-alat yang digunakan.Namun menurut fungsinya, alat-alat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Mesin pencincang, yang berfungsi untuk memotong dan mencincang sampah plastic menjadi potongan yang lebih kecil.
2. Mesin Sentry, yang berfungsi untuk pengeringan sampah plastic yang telah dicuci.
3. Kolam pencucian, berfungsi untuk membersihkan sampah plastic dari kotoran-kotoran yang melekat.
4. Mesin blower, yaitu mesin yang berfungsi untuk menarik potongan plastic yang telah bersih dari kolam pencucian dan memasukannya ke dalam mesin pembuatan biji atau pellet plastic.
5. Mesin pembuat biji atau pellet plastik, yaitu mesin yang berfungsi untuk membuat biji atau pellet plastic dengan menggunakan suhu mencapai 3000C.Prinsip kerjanya, yaitu sampah plastic yang telah dicuci dan dicincang kecil-kecil, kemudian dimasukan ke dalam mesin ini.Dengan suhu mencapai 3000C, akan terbentuk lelehan plastic sehingga dapat dijadikan bahan baku plastic dalam bentuk biji atau pellet.
6. Wadah pencampuran warna, yaitu wadah yang digunakan untuk proses pencampuran warna antara biji (pellet) plastik dengan bahan pewarna, baik dalam bentuk bubuk maupun biji.
7. Oven, yaitu alat yang digunakan setelah proses pencampuran warna.Alat ini berfungsi untuk mengurangi kadar air pada biji atau pellet plastic,sehingga tidak lembab.
8. Mesin pembuat tali raffia, yaitu mesin yang digunakan untuk memproduksi tali raffia.Prinsip kerjanya adalah biji atau pellet plastic yang telah di oven dimasukan ke dalam alat ini.Dengan suhu yang berbeda-beda (1500C, 2000C dan 1500C) biji atau pellet plastic tersebut akan membentuk lelehan, yang selanjutnya lelehan tersebut ditarik melewati kolam yang berisi air sehingga akan terbentuk tali raffia.
9. Kolam air, yaitu kolam yang berisi air , yang bertujuan agar lelehan yang terbentuk dari mesin pembuat tali raffia tersebut dapat ditarik dan tidak hancur.Suhu air kolam tersebut dijaga agar tetap dingin, oleh karena itu selalu dilakukan pergantian air melalui pipa.
10. Mesin penggulung tali raffia, yaitu mesin yang digunakan untuk menarik lelehan plastic tersebut melewati kolam air, yang kemudian akan menggulung tali raffia dalam bentuk roll.
PROSES DAUR-ULANG SAMPAH PLASTIK
3.1.Pemilahan dan Pencucian Sampah Plastik
Proses daur ulang sampah plastic menjadi tali raffia dan biji atau pellet plastik, dimulai dari pemilahan sampah-sampah plastic yang dilakukan secara manual olah pekerja.Untuk tahap pemilahan ini, pada umumnya dilakukan terhadap sampah plastic yang bersumber dari TPS (tempat pembuangan sementar) maupun TPA (tempat pembuangan akhir) karena sampah plastic ini masih bercampur dengan sampah-sampah non plastic dan juga tidak semua jenis sampah plastik dapat diolah oleh industry ini.Setelah dipilah-pilah, sampah plastik tersebut kemudian dicuci dalam kolam pencucian agar kotoran-kotoran yang melekat pada sampah plastik ini dapat terlepas.Sedangkan untuk sampah plastik yang berasal dari toko dan pabrik, tidak perlu dilakukan proses pemilahan dan pencucian.Karena sampah plastik dari sumber ini telah bersih dan telah dipilah-pilah berdasarkan jenisnya.
3.2.Pemotongan (pencincangan) Sampah Plastik
Sampah plastik yang telah bersih dan dipilah, kemudian dimasukan kedalam mesin pencincang.Pencincangan dilakukan dengan tujuan agar terbentuk potongan plastik yang kecil-kecil.Karena nanti pada saat tahap pembuatan biji atau pellet plastik, potongan tersebut tidak rusak.
3.3.Pencucian Tahap II
Pencucian tahap II ini, dilakukan agar tidak terdapat lagi kotoran yang menempel pada potongan-potongan plastik ini.Kebersihan pada potongan-potongan plastik ini sangat penting karena apabila potongan sampah plastik tidak benar-benar bersih maka dapat mengakibatkan perubahan warna dan kualitas pada tahap pembuatan biji (pellet) plastik.
3.4.Pengeringan
Tahap selanjutnya adalah pengeringan.Untuk proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan alat Sentry yang bertujuan untuk mengeringkan potongan-potongan plastik tersebut setelah proses pencucian tahap II.Proses pengeringan sangat penting karena apabila potongan-potongan plastik tersebut masih basah, akan menyebabkan penurunan kualitas biji (pellet) plastik.
3.5.Pembuatan Biji atau Pelet Plastik
Setelah dikeringkan, maka potongan-potongan plastik tersebut akan ditarik oleh blower melewati pipa yang menghubungkan dengan mesin pembuat biji (pellet) plastik.Mesin ini akan menghancurkan dan melelehkan potongan-potongan plastik tesebut dengan menggunakan suhu mencapai 3000C.Sehingga akan terbentuk biji atau pellet plastik, yang nanti akan dijadikan bahan baku pembuatan produk-produk lainnya.Dari biji (pellet) plastik yang dihasilkan, selanjutnya dipisahkan berdasarkan jenis biji (pellet) plastik dan kepadatan grid (kualitasnya).
Untuk jenis biji (pellet) plastik HDPE, belum mampu didaur ulang oleh CV.Intra Palangga Polyplast Gowa menjadi produk baru karena keterbatasan peralatan.Oleh karena itu, jenis HDPE ini dapat langsung dijual ke pabrik atau industry lain.Sedangkan untuk jenis biji (pellet) plastik PP dan PE dapat diproduksi oleh menjadi produk baru, yaitu tali raffia.
Untuk kepadatan grid nya, biji atau pellet plastik ini dipisahkan berdasarkan warna yang terbentuk.Kepadatan grid nomor 1 dicirikan hampir menyerupai aslinya (putih).Kepadatan grid nomor 2 dicirikan dengan warna yang agak kekuningan.Sedangkan kepadatan grid nomor 3 dicirikan dengan warna yang agak kecoklatan
3.6.Pewarnaan
Proses pewarnaan ini dilakukan tergantung oleh permintaan supplier.Namun ada terdapat beberapa jenis pewarna yang digunakan oleh CV.Intra Palangga Polyplast Gowa, yaitu pewarna kuning dalam bentuk bubuk sedangkan warna biru dan merah menggunakan pewarna dalam bentuk biji.Proses pewarnaan dilakukan secara sederhana, yaitu pencampuran dilakuan dalam sebuah wadah.
Untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air pada campuran biji (pellet) plastik dengan pewarna tesebut, selanjutnya campuran ini harus di oven.
3.7.Pembuatan Tali raffia
Campuran biji (pellet) plastik dengan pewarna tersebut, kemudian dimasukan ke dalam corong mesin pembuat tali raffia.Mesin ini memiliki 3 (tiga) tabung yang diposisikan secara horizontal dan saling menyambung, dengan setiap tabung memiliki suhu yang berbeda-beda yaitu 1500C, 2000C dan 1500C.Pada proses pemanasan ini, suhu dijaga agar tidak terlalu panas agar terbentuk lelehan yang baik.Melewati tabung ini, akan terbentuk lelehan plastik yang selanjutnya lelehan ini ditarik melewati kolam yang berisi air dingin, agar penarikan lelehan tersebut tidak putus dan terbentuk tali yang bagus.Oleh karena itu, suhu air dalam kolam harus selalu dijaga agar tetap dingin.Untuk itu, selalu dilakukan pergantian air melalui pipa.
Penarikan lelehan plastik melewati kolam air dilakukan dengan menggunakan mesin penggulung tali.Mesin ini akan menggulung tali raffia tersebut dalam bentuk roll.Selanjutnya ukuran tali raffia dalam bentuk roll tersebut dikemas dengan berat yang berbeda-beda, yaitu 1 kg dan 0,5 kg (tergantung permintaan supplier).
HASIL DAUR-ULANG DAN PEMANFAATANNYA
Dalam proses daur-ulang sampah yang dilakukan oleh CV.Intra Palangga Polyplast Gowa masih terbatas pada produk tali raffia, dengan memanfaatkan sampah plastik jenis PP dan PE.Sedangkan untuk sampah plastik jenis HDPE, hanya mampu didaur ulang menghasilkan biji atau pellet plastik.Hal ini disebabkan keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia.
Untuk produk tali raffia ini, penjualan dilakukan masih dalam ruang lingkup propinsi Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa dan kota Makassar.Hal ini disebabkan karena kapasitas produksi yang belum maksimal, karena dalam sehari CV.Intra Palangga Polyplast Gowa hanya mampu memproduksi tali raffia sebanyak kurang lebih 3 ton.Sedangkan untuk biji atau pellet plastik jenis HDPE dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan plastik lainnya, seperti pabrik pembuat ember, gayung,gantungan baju, sikat pakaian,sedotan dan lain-lain.
Keterbatasan pengolahan sampah plastik ini,khususnya plastik jenis PP dan PE disebabkan karena belum maksimalnya penggunaan mesin pembuat tali raffia.Karena dari 5 (lima) buah mesin yang tersedia, hanya digunakan 3 mesin saja.Disamping itu, sumber daya manusia yang belum terampil dalam menggunakan alat produksi.
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan daur ulang sampah palstik di lapangan, yakni CV.Intra Palangga Polyplast Gowa, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Sampah plastik yang digunakan dalam proses daur ulang ini adalah bersumber dari TPS atau TPA, maupun toko dan pabrik.
2. Jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang oleh industry ini adalah plastik jenis PP, PE, dan HDPE.
3. Pada umumnya proses daur ulang sampah dilakukan secara sederhana, yaitu pemisahan, pencincangan, pencucian, pengeringan, pembuatan biji (pellet), dan pembuatan tali.
4. Hasil dari produksi daur ulang sampah plastik yaitu tali raffia dan biji (pellet) plastik jenis HDPE.
5.2.Saran
Kepada pengelola CV.Intra Palangga Polyplast Gowa, diharapkan selama proses produksi setiap pekerja selalu dilengkapi dengan peralatan keamanan dan keselamatan kerja (K3) yaitu masker, sepatu, sarung tangan, dan pakaian yang tahan terhadap panas (lelehan plastik).Selain itu, kedepannya perlu dilakukan pengecekan terhadap bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam plastik yang digunakan, sehingga tidak mengganggu kesehatan.
Jual Tali Strapping Band colson
BalasHapusJual Tali Rafia Colson
Jual Lakban Colson
Jual Stretch Film