Salah satu persoalan yang dihadapi manusia di kota-kota besar adalah masalah sampah.Pencemaran timbul disebabkan oleh adanya peningkatan aktivitas/kegiatan manusia yang beraneka ragam.Sejalan dengan perkembangan kota , volume sampah inipun meningkat secara drastis dan jenis sampahnya semakin beraneka ragam.Sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia.Setiap manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari.Oleh karena itu, pengelolaan sampah tidak bisa terlepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat.
Sampah membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit. Sampah menjadi masalah karena mengotori dan mengganggu keindahan serta kenyamanan manusia, dan karena ditimbulkan oleh kegiatan manusia akibatnya sampah akan selalu muncul dalam keseharian hidup manusia. Sampah memang wajar ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketidakwajaran terjadi ketika volume sampah berada di atas batas toleransi, terlebih pada tempat-tempat umum.
Secara umum, sampah didefinisikan sebagai segala macam buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang sudah tidak dapat digunakan lagi.Sedangkan sampah kota secara sederhana dapat diartikan sebagai sampah organik maupun anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut. Menurut kamus istilah lingkungan,1994, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau tercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.
penduduk yang tinggi.Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan.Menurut prakiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata berkisar 0,5 kg/kapita/hari.Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, apabila tidak ada penanganan yang khusus, maka kota-kota tersebut akan tenggelam dalam timbulan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya.
Secara umum, jenis sampah dapat dibagi menjadi 2 yaitu sampah organik/domestik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.Sedangkan Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Sumber-sumber sampah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1) Sampah domestik (domestic sewage) yaitu sampah yang berasal dari permukiman masyarakat.Sampah yang dihasilkan dari permukiman masyarakat kota dan desa tidaklah sama (berbeda) baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2) Sampah komersil (commercial wastes) yaitu sampah / limbah padat yang berasal dari lingkungan perdagangan atau jasa komersil.
3) Sampah industri (industrial wastes) yaitu limbah padat/ sampah yang berasal dari buangan hasil proses industri.
4) Sampah alami, yaitu sampah yang berasal dari hasil bencana alam atau proses alam.
Dengan penduduk sekitar 1,3 juta jiwa, setidaknya 3.900 meter kubik sampah menggelontor Kota Makassar setiap harinya. Dengan perkembangan Makassar yang diperkirakan bakal mencapai 1,5 juta jiwa pada tahun 2005 dan 2,2 juta jiwa pada tahun 2015, dengan asumsi buangan sampah per jiwanya 0,3 meter kubik per hari, bisa dibayangkan bakal menggunungnya sampah di Makassar.Aktifitas kota yang semakin meningkat, menimbulkan jumlah sampah yang meningkat. Sebagai akibatnya pengelolaan sampah menjadi lebih sulit pula dan menjadi masalah terutama di kota-kota besar.Sampai dengan saat ini, pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah masih menggunakan pendekatan end of pipe solution. Yang terdiri dari 3 tahapan kegiatan, yakni pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir/ pengolahan. Dalam tahap pengumpulan inilah TPS (Tempat Penampungan Sementara) dan TPA (Tempat Penampungan Akhir) sampah amat berperan.