Entri Populer

Senin, 10 Januari 2011

LOGAM BERAT

A.                A.Logam Berat
Istilah logam secara khas memberikan suatu unsur yang merupakan konduktor listrik yang baik dan mempunyai konduktivitas panas, rapat, mudah ditempa, keras, dan kelektropositifan yang tinggi (Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995). Hampir 75% dari unsur-unsur yang terdapat dalam tabel periodik merupakan unsur logam. Unsur logam tersebut, ditemukan hampir pada setiap golongan kecuali pada golongan VII-A dan golongan VIII-A dari Tabel Periodik Unsur (Palar, 2008).
Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Karakteristik dari kelompok logam berat adalah sebagai berikut (Palar, 2010) :
a)         Memiliki spesifikasi graviti yang sangat besar (lebih dari 4).
b)         Mempunyai nomor atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan aktinida.
c)         Mempunyai respon biokimia yang khas (spesifik) pada organisme hidup .
Logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup, karena semua logam berat bersifat toksik. Namun demikian, sebagian dari logam-logam tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang biasa dinamakan sebagai logam-logam esensial tubuh.
Keberadaan logam-logam dalam perairan dapat berasal dari sumber-sumber alamiah dan dari aktivitas manusia. Sumber-sumber logam alamiah yang masuk ke dalam perairan bisa berupa pengikisan dari batuan mineral. Kegiatan manusia juga merupakan suatu sumber utama pemasukan logam ke dalam lingkungan perairan. Masukan logam berasal dari buangan langsung berbagai jenis limbah yang beracun, gangguan pada cekungan-cekungan perairan, presipitasi dan jatuhan dari atmosfer. Sumber utama masuknya logam ke dalam perairan adalah sebagai berikut (Wittman, 1979 dalam Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995 ):
1)      Kegiatan Pertambangan. Eksploitasi timbunan bijih membongkar permukaan batuan baru dan sejumlah besar sisa-sisa batu atau tanah untuk mempercepat proses pelapukan. Sehingga mengakibatkan oksidasi mineral dan pembentukan air saluran tambang yang asam.
Kegiatan proses pengambilan bijih, peleburan dan penyulingan minyak dapat menyebabkan hamburan dan penimbunan sejumlah besar logam runutan seperti Pb, Zn, Cu, As, dan Ag ke dalam saluran pembuangan di sekelilingnya atau pengeluaran langsung ke dalam lingkungan perairan.
2)      Cairan Limbah Rumah Tangga dan Aliran Air Badai Perkotaan. Jumlah logam runutan yang cukup besar disumbangkan ke dalam cairan limbah rumah tangga oleh sampah-sampah metabolik, korosi pipa-pipa air (Cu, Pb, Zn dan Cd) dan produk-produk konsumer (misalnya, formula detergen yang mengandung Fe, Mn, Cr, Ni, Co, Zn, Cr, B dan As). Pembuangan sampah lumpur dapat juga menyumbangkan pengkayaan logam (Cu, Pb, Zn, Cd dan Ag) ke dalam air penerima (William dkk, 1974 dalam Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995)
Komposisi logam pada aliran air perkotaan tergantung pada banyak faktor, seperti rencana perkotaan, keadaan lalu lintas, kontruksi jalan, penggunaan tanah, dan ciri-ciri fisik dan klimatologi batas air (Hahne dan Kroontji, 1973 dalam Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995).
3)      Limbah dan Buangan Industri. Beberapa logam runutan di buang ke dalam lingkungan perairan melalui cairan limbah industri demikian juga dengan penimbunan dan pencucian lumpur industri. Kepekatan logam dalam air limbah industri seringkali dalam skala miligram per liter (lihat Tabel 2.1). Emisi logam dari pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan sumber utama pemaculogam di udara yang ada di dalam air alamiah dan daerah aliran sungai .Pembakaran bahan bakar yang mengandung timah hitam secara nyata membreikan sumbangan pada timbunan timah hitam di perkotaan (Wittman, 1979 dalam Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995).
4)      Aliran Pertanian. Sangat banyak endapan yang mengandung logam, hilang dari daerah pertanian sebagai akibat dari erosi tanah (McElroy dkk, 1975 dalam Connel, Des W dan Miller, Gregory J, 1995).
Di dalam perairan, biasanya logam berikatan dengan senyawa kimia atau dalam bentuk logam ion, bergantung pada kompartemen tempat logam tersebut berada.Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen sangat bervariasi, bergantung pada lokasi, jenis kompartemen dan tingkat pencemarannya. Biasanya tingkat konsentarsi logam berat dalam air dibedakan menurut tingkat pencemarannya, yaitu polusi berat, polusi sedang, dan nonpolusi (Darmono, 2001).
Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh makhluk hidup logam diabsorpsi oleh darah, berikatan dengna protein darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Akumulasi logam yang tertinggi biasanya dalam organ detoksikasi (hati) dan ekskresi (ginjal). Akibat yang ditimbulkan dari toksisitas logam ini dapar berupa kerusakan fisik (erosi, degenerasi, nekrosis) dan dapat berupa gangguan fisiologik (gangguan fungsi enzim dan gangguan metabolisme) (Darmono, 2001).
Menurut Gossel dan Bricker (1984) dalam Darmono, 2001 ,ada 5 logam yang berbahaya pada manusia yaitu arsen (As), Kadmium (Cd), timbal (Pb), merkuri (Hg), dan besi (Fe). Selain itu, ada 3 logam yang kurang beracun, yaitu tembaga (Cu), selenium (Se), dan seng (Zn). Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manuia maupun hewan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar